“Gombal Descartes” a la Reba Manggarai




“Gombal Descartes” a la Reba[1] Manggarai

Ibu kota saat ini dilanda pelbagai musim: musim layang-layang, musim batu Akik, musim goyang dangdut, musim youtuber, musim macet, musim hujan: hujan hoax; musim badai KKN: korupsi, kolusi, Nepotisme; serta musim panas: panas persaingan menuju tangga jawara. Itulah wajah ibu kota, elok parasnya…menggoda perangainya…dan bobrok realitasnya. Duh!
Kita menuju ke Timur Indonesia. Realitasnya Sangat kontras! Ribuan mil dari ibu kota, ke arah Timur Indonesia, di kota seribu Gereja, Ruteng. Walaupun Ruteng hanyalah gadis desa dari Ibu Pertiwi, tetapi perangainya mulia dan kelakuan dan jati dirinya sungguh memesona. Tak ada hujan hoax, apalagi KKN, bahkan tensi panas dikalahkan oleh hawa dingin saat pagi dan sore hari yang sungguh menyejukan, menyegarkan rasio, dan menenangkan jiwa, harmoni. Walaupun Ruteng hanyalah gadis desa, namun dia mmepunyai kisah cinta yang menarik…berikut alunannya:
Saban sore…
Saat hawa dingin mulai menyelimuti kota, menari-nari di Menara Katedral, meleok-leok di atas atap Kapela Adoremuste, dan terus melejit di angkasa bersama alunan bayu. Terlihat dua sosok dalam satu jiwa: remaja micin, generasi digital, otak besi karat, duduk manis di kafe LG Corner, samping katedral, bersentuhan tangan, beradu pandang, dan mulai bermesra-mesraan, romantis!
Di pojok LG Corneer, jam dinding ikut mengintip, jarumnya mulai berputar cemburu, dan ditengah ada tulisan: Made In Anam and Expor from Cibal. Jam dinding rupanya malu-malu mengintip kemesraan dua makhluk manusia, malu-malu tapi mau, mau-mau tapi tidak mau, hingga terkena serangan jantung, Des! Jamnya berhenti berputar. Oh, usut punya usut, ternyata jamnya ternyata sudah rusak, dan memang rusak sejak 2 tahun yang lalu; tetapi pemilik kafe tak mampu membelinya karena masih dicekik belis yang selangit dari molas[2] Manggarai. Inilah wajah gadis desa, Ruteng: pacaran liar dan belis yang mencekik pria Manggarai. Duh!

Seperti tak peduli dengan nasib jam dinding yang menyedihkan, kedua sosok micin asik dengan kemesraan itu, mirip Fr Puta dengan mantannya tanpa jembatan pacarana: kenal langsung putus; mereka masih asik-asik berduaan sampai Ruteng menampilkan senyumnya bersama rembulan dan ribuan bintang-bintang, sungguh cantik! Ketika nuansa romantis bertemu malam suntuk, laki-laki yang dijuluki reba Manggarai menunjukan keahliannya yang pernah meraih penghargaan “Manggarai Award” kategori “Festival Kata-Kata”, yakni gombal. Tangganya mulai menjalar-ubi jalar- mengambil setangkai bunga Mawar yang dicuri dari taman Setia Bakti, di iringi musik dentuman kegugupan hati-jantung-empedu-usus buntu, dia melepaskan peluru gombalnya: “Enu? Corgito Ergo Sum one nai dite’[3], aku berpikir maka aku ada di hatimu.” Gadis Manggarai terdiam, bukan terharu, tetapi dia bingung. Senyumnya berubah mirip Kopi Pait[4] Manggarai; jam dinding di sudut LG Corner tersenyum. “Maksudnya apa nana[5]?” molas Manggarai melempar tanya, senyumnya berubah menjadi teh manis Solo. Reba Manggarai pantang menyerah, sikap yang sangat baik, alangkah baiknya dipraktekan dalam belajar. Reba Manggarai mengeluarkan peluru gombal kedua, katanya buatan Kim Jong Un, “Enu? Corgito Ergo Sum one nai dite’, aku berpikir maka aku ada di hatimu; maksud sederhananya  nana selalu memikirkan enu, setia setiap saat”. Enu terdiam sepi. Gombalan kedua tepat mengenai sasaran, tepat sekali! Molas Manggarai pun terkapar, tak berdaya, klepek-klepek Tempe Bacem, gombalan kedua menyentuh hatinya, merobohkan tembok egonya, dan mengalir rahmat kasih sayang dalam darahnya. Dia pun berbisik malu-malu, menggunakan peluru buatan Imanuel Kant, “Enu juga Sapare Aude mencintai nana; berani berpikir mencintai nana”.
Jam dinding pun tertawa.

Bersambung di kafe De’ Kraeng 

Nando.s, Jakarta 17 April 2019, 09. 16 WIB






[1] Reba: pujian kepada seorang laik-laki yang beparas ganteng; ganteng
[2] Molas: pujian kepada seorang perempuan yang beparas cantik; cantik
[3] One nai dite’: di dalam hatimu. B. Inggris: In Your Heart!
[4] Kopi Pait: kopi hitam tanpa gula sehingga rasanya pahit.
[5] Nana: sapaan secara halus ke
pada seorang pria; saudara

3 comments:

  1. Saya yakin, Andah semakin luar biasa. Lanjutkan e!! Kae dukung.

    ReplyDelete
  2. Saya berpikir bahwa eksistensimu memberikan goresan goresan yg terkesan dalam rasioku yg minim ini... sangat menyentuh kak🙏😇

    ReplyDelete